HALOAGRO.COM – Karantina 1,9 juta bibit tebu asal Australia dilakukan secara ketat dari lokasi produksi, saat di perbatasan, dan setelah memasuki perbatasan (pre-border, at-border, post-border).
Kepala Badan Karantina Indonesia (Barantin) RI Sahat M Panggabean menyampaikan hal tersebut. sebagaimana keterangan Barantin.
Presiden Jokowi meninjau instalasi karantina tumbuhan 1,9 juta bibit tebu dari Australia di Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, Selasa (23/7/2024)
Presiden juga melihat proses tindakan karantina pengasingan dan pengamatan yang dilakukan Barantin, menegaskan bahwa proyek tebu di Merauke tersebut merupakan Program Strategis Nasional.
Baca Juga:
Sebut Kelapa Sawit Indonesia Strategis, Presiden Prabowo Subianto: Banyak Negara Takut Tak Dapatkan
Selain melihat lokasi pengasingan dan pengamatan, Presiden Jokowi juga meninjau laboratorium kultur jaringan.
Dilanjutkan dengan melakukan Penanaman Tebu Perdana Proyek Hilirisasi Perkebunan Tebu, Pabrik Gula, dan Pabrik Bioetanol di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.
Hadir pula dalam acara tersebut Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Bahlil Lahadalia, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan.
Proses Karantina 1,9 Juta Bibit Tebu Asal Australia Sejak Kedatangan
Karantina 1,9 juta bibit tebu asal Australia dilakukan secara ketat dari lokasi produksi, saat di perbatasan, dan setelah memasuki perbatasan (pre-border, at-border, post-border).
Baca Juga:
Di Plains, Georgia, Presiden Amerika Serikat ke-39 Jimmy Carter Meninggal Dunia pada Usia 100 Tahun
Salah Satunya Negara Indonesia, Sebanyak 9 Negara Disepakati untuk Jadi Anggota Perkumpulan BRICS
Sebelum bibit dalam bentuk kultur jaringan tersebut masuk, petugas karantina telah melakukan kajian analisis risiko dan melakukan penilaian di tempat asalnya (pre-border).
Hal tersebut untuk mengurangi risiko adanya hama penyakit berbahaya yang dapat terbawa masuk ke Indonesia.
Saat tiba di pintu pemasukan, melalui Bandara Mopah, Marauke, petugas karantina dari Balai Karantina Hewan, Ikan dan Tumbuhan Papua Selatan melakukan pengecekan dokumen, pemeriksaan fisik hingga pengecekan jumlah dan jenisnya (at-border).
Kemudian, petugas juga melakukan pengujian laboratorium terhadap target Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) pada benih tebu asal Australia dengan metode Biomolekuler (PCR/ Polymerase Chain Reaction).
Baca Juga:
Cegah Mantan Menkumham Yasonna Laoly ke Luar Negeri Terkait Kasus Harun Masiku, Ini Penjelasan KPK
Perum Bulog Diminta Serap Hasil Panen Raya Wakil Menteri Pertanian Sudaryono Beberkan Alasannya
Segenap Tim Rilispers.com Mengucapkan Selamat Hari Natal 2024, Kiranya Damai Natal Besertamu
Setelah itu, dilakukan pengawalan hingga instalasi karantina tumbuhan yang sekaligus sebagai tempat pengasingan dan pengamatan karantina milik PT. Global Papua Abadi, di Sermayam, Tanah Datar, Merauke.
“Sesuai arahan Bapak Presiden, karantina melakukan mitigasi risiko terhadap bibit dari Australia ini.”
“Agar pemanfaatannya bisa optimal dan tidak menimbulkan bahaya bagi tanaman lokal di Papua khususnya,” kata Sahat.
Akan Dimusnahkan Jika Ditemukan Indikasi Terpapar OPTK
Sahat juga menjelaskan bahwa selain pemeriksaan laboratorium, proses tindakan karantina juga dilakukan dengan pengasingan dan pengamatan terhadap tumbuh kembang benih tersebut secara konsisten sampai usia enam bulan.
Jika hasil uji laboratorium, pengasingan, dan pengamatan tidak ditemukan OPTK maka benih tersebut dapat digunakan lebih lanjut.
Namun jika ditemukan indikasi terpapar OPTK maka dapat dilakukan tindakan karantina pemusnahan.
“Ini tentunya dilakukan untuk mengeliminasi bahaya yang dapat ditimbulkan,” kata Sahat.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infoemiten.com dan Businesstoday.id
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Jatimraya.com dan Hallokaltim.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.