PEMERINTAH Brasil menghadapi tekanan perdagangan dari Washington yang berencana mengenakan tarif 50 persen pada produk ekspornya mulai 1 Agustus.
Presiden Luiz Inácio Lula da Silva menanggapi kebijakan ini sebagai “tindakan sepihak dan irasional” yang dapat menggoyahkan tatanan perdagangan global berbasis aturan.
Dalam pidatonya di Rio de Janeiro, Lula menolak keras permintaan Amerika Serikat untuk memasukkan logam tanah jarang ke dalam negosiasi bilateral.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Menurutnya, “sumber daya strategis Brasil bukan alat tawar-menawar diplomatik, tetapi kekayaan rakyat yang harus dikendalikan negara demi kepentingan nasional.”
Kebijakan AS tersebut juga dituding sebagai bentuk proteksionisme ekonomi baru, bertentangan dengan prinsip perdagangan bebas yang selama ini dikampanyekan Washington sendiri.
Ancaman Retaliasi Brasil dan Upaya Menyelamatkan Ekspor Agribisnis Nasional
Brasil bersiap memberlakukan prinsip timbal balik jika tarif 50 persen benar-benar diterapkan pada produk seperti daging sapi, gula, kopi, dan etanol.
Baca Juga:
Red Notice Riza Chalid? Saat Hukum Bertarung dengan Oligarki Energi
Stop Impor Beras! Pemerintah Pastikan Indonesia Swasembada Pangan di 2025
Era Baru Migas Rakyat Dimulai, Pemerintah Posisikan UMKM Jadi Pemasok
Lula menyampaikan dengan gamblang bahwa “jika mereka mengenakan 50 persen, kami pun akan menerapkan hal serupa,” sambil tetap membuka ruang dialog.
Kementerian Keuangan mengumumkan paket pembiayaan bagi lebih dari 10.000 eksportir yang berisiko terdampak tarif tinggi, termasuk bantuan likuiditas dan kredit ekspansi.
Ekonom lokal memperkirakan, jika konflik ini berlanjut, Brasil bisa kehilangan hingga 100.000 lapangan kerja dan 0,2% dari produk domestik bruto.
Perusahaan agrobisnis tengah menyusun strategi pemindahan produksi ke negara mitra seperti Meksiko, India, dan Vietnam demi menghindari tarif AS.
Baca Juga:
Meninggalnya Kwik Kian Gie dan Pertanyaan tentang Arah Ekonomi Indonesia
50 Pesawat Boeing untuk Garuda: Kesepakatan Lama, Tantangan Baru
Indonesia Beralih ke Barat: Kontrak Energi AS Tandai Era Baru Diplomasi BBM
Kontrol atas Mineral Strategis: Komisi Nasional dan Kedaulatan Ekonomi Brasil
Presiden Lula mengumumkan pembentukan komisi nasional untuk menyurvei cadangan mineral penting yang baru dieksplorasi sebesar 30 persen dari total wilayah.
Langkah ini diambil untuk memastikan bahwa sumber daya seperti litium, nikel, dan logam tanah jarang tidak dikendalikan oleh aktor asing atau kepentingan geopolitik luar.
“Perusahaan swasta boleh mencari dan menambang, tetapi semua hak penjualan, lisensi, dan transfer tetap berada di bawah otoritas negara,” tegas Lula.
Mineral tanah jarang digunakan secara luas dalam baterai kendaraan listrik, panel surya, dan teknologi militer, sehingga menjadi rebutan dalam strategi global dekarbonisasi.
Permintaan AS agar Brasil menempatkan mineral ini dalam kerangka negosiasi perdagangan dipandang sebagai bentuk kolonialisme baru dalam balutan ekonomi hijau.
Alih-alih mengikuti permintaan Washington, Brasil berencana menandatangani nota kesepahaman baru dengan Tiongkok dan Uni Eropa yang lebih mengutamakan transfer teknologi.
Baca Juga:
Press Release Berbayar: Cara Praktis Memastikan Pesan Perusahaan Sampai ke Publik
Kredit Fiktif Rp 105 Miliar Bongkar Jaringan Korupsi PT PAL-BNI
Prabowo: Mafia Beras Sabotase Ekonomi, Bikin Rakyat Sengsara!
Dengan populasi muda dan potensi geologi yang besar, Brasil menargetkan menjadi produsen baterai dan teknologi hijau berbasis bahan mentah nasional dalam dekade mendatang.
Diplomasi Mandek dan Sindiran Lula atas “Negara Beradab” yang Hanya Membalas via Media Sosial
Meski telah mengirim sepuluh surat resmi dan mengadakan pertemuan bilateral sejak Mei 2025, Brasil menilai respons Washington sejauh ini tidak serius dan tidak diplomatik.
Alih-alih membalas secara formal, pihak AS hanya menanggapi melalui unggahan media sosial Donald Trump yang dianggap sarkastik dan mengandung provokasi.
Lula menyebut, “Negara beradab menyelesaikan perbedaan lewat dialog, bukan tarif atau unggahan online,” dalam sebuah pernyataan yang penuh sindiran diplomatik.
Meski begitu, Wakil Presiden Geraldo Alckmin tetap melanjutkan komunikasi telepon dengan Menteri Perdagangan Howard Lutnick yang disebut “bermanfaat meski belum konklusif.”
Dalam konteks globalisasi yang saling terhubung, kebijakan sepihak seperti tarif dapat menjadi bumerang, merusak kepercayaan pasar dan jaringan rantai pasok multinasional.
Bagi Brasil, situasi ini adalah ujian untuk menyeimbangkan keterbukaan ekonomi dengan perlindungan atas sumber daya strategis di era transisi energi dan politik multipolar.
Pandangan Akhir: Menimbang Perdagangan Bebas dan Kedaulatan Ekonomi yang Seimbang
Konflik tarif ini menjadi gambaran nyata bagaimana prinsip perdagangan bebas bisa runtuh oleh kebijakan populis dan nasionalisme ekonomi.
Brasil, sebagai ekonomi terbesar di Amerika Latin, memiliki kepentingan untuk menjaga keterbukaan pasar sekaligus mempertahankan kendali atas sumber dayanya.
Jika AS gagal menjawab tantangan ini dengan pendekatan kooperatif, Brasil bisa memperkuat hubungan ekonomi selatan global, terutama dengan Tiongkok, India, dan ASEAN.
Ketika mineral langka menjadi emas baru dalam kompetisi global, negara berkembang seperti Brasil tak bisa sekadar menjadi pemasok mentah yang kehilangan nilai tambah.
Alih-alih tunduk pada tekanan tarif, strategi Brasil kini beralih pada pendekatan jangka panjang: melindungi kedaulatan mineral, mengembangkan industri hijau, dan menyeimbangkan hubungan dagang.
Seperti yang ditegaskan Lula, “Rakyat Brasil berhak menikmati kekayaan mereka sendiri—dan itu dimulai dari bagaimana negara menjaga asetnya.”***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infotelko.com dan Infoekonomi.com.
Simak juga berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media 23jam.com dan Haiidn.com.
Informasi nasional dari pers daerah dapat dimonitor langsumg dari portal berita Hallotangsel.com dan Haisumatera.com.
Untuk mengikuti perkembangan berita nasional, bisinis dan internasional dalam bahasa Inggris, silahkan simak portal berita Indo24hours.com dan 01post.com.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News. Terima kasih.
Kami juga melayani Jasa Siaran Pers atau publikasi press release di lebih dari 175an media, silahkan klik Persrilis.com
Sedangkan untuk publikasi press release serentak di media mainstream (media arus utama) atau Tier Pertama, silahkan klik Publikasi Media Mainstream.
Indonesia Media Circle (IMC) juga melayani kebutuhan untuk bulk order publications (ribuan link publikasi press release) untuk manajemen reputasi: kampanye, pemulihan nama baik, atau kepentingan lainnya.
Untuk informasi, dapat menghubungi WhatsApp Center Pusat Siaran Pers Indonesia (PSPI): 085315557788, 087815557788.
Dapatkan beragam berita dan informasi terkini dari berbagai portal berita melalui saluran WhatsApp Sapulangit Media Center