APA jadinya ketika sumur minyak yang selama ini menjadi andalan hidup mendadak menjadi sumber maut?
Di Blora, letupan itu terjadi pada Minggu (17 Agustus 2025), pukul 11.30 WIB, memicu kebakaran hebat yang merebak ke permukiman warga—menyisakan duka dalam abu dan luka bakar.
Kebakaran yang berasal dari semburan gas (blow-out) pada sumur rakyat di Dukuh Gendono, Desa Gandu, Kecamatan Bogorejo, memicu kepanikan massal.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Korban jiwa, meninggal tiga orang,” ujar Agung Triyono, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Kabupaten Blora, pada Senin (18/8/2025) pagi. Korban yang tewas adalah Tanek (60), Sureni (52), dan Wasini (50).
Sebelumnya, dua korban pertama meninggal dunia akibat luka bakar serius, sedangkan Wasini tutup usia saat dirawat karena luka bakar mencapai hampir 90 persen.
“Sudah sempat dirawat, kondisi hampir 90 % luka bakar,” terang Kalak BPBD Mulyowati.
Baca Juga:
Data Buktikan Manfaat Publikasi Corporate Action Bagi Emiten
Wamentan Pastikan Stok Beras Aman, Operasi Pasar Diperluas Lewat TNI, Polri, dan BUMN
IEU-CEPA Buka Akses Emas Ekspor CPO Indonesia ke Pasar Uni Eropa Bebas Tarif
Luka Tak Hanya pada Manusia
Tak hanya nyawa yang melayang, kebakaran itu memaksa sekitar 50–55 kepala keluarga mengungsi ke tempat aman atau rumah kerabat.
Hewan ternak pun turut diselamatkan: enam sapi dan tiga kambing dievakuasi untuk menjauh dari ancaman kobaran api.
Bangunan warga juga tak luput dari kerusakan. Satu rumah dilaporkan rusak berat, tiga lainnya rusak sedang akibat terjangan api dan panasnya kobaran tersebut.
Hingga laporan terakhir pada Senin pagi (18/8/2025), api masih membara dengan asap hitam tebal membumbung ke langit.
Baca Juga:
Program PIJAR Perkenalkan Solusi Hama Ramah Lingkungan bagi Petani
Danantara Fasilitasi Kerja Sama Geothermal PLN dan Pertamina Capai NZE 2060
Whistleblower Buka Tabir: eFishery Diduga Mark Up Investasi Rp15 Miliar
Tim pemadam dan petugas gabungan terus berusaha melakukan pemadaman dan pemantauan area terdampak.
Polisi juga memasang garis pembatas (police line), menjaga lokasi agar masyarakat tidak mendekat.
AKP Gembong Widodo, Kasi Humas Polres Blora, menyatakan penyelidikan sudah dimulai untuk mengungkap titik awal kejadian.
Dari Pelajaran Lokal ke Perspektif Lebih Luas
Kebakaran ini membuka kembali perdebatan mengenai legalitas dan keamanan sumur minyak rakyat.
Di satu sisi, sumur tua tersebut memberi warga tambahan penghasilan.
Di sisi lain, praktik pengeboran yang tak berstandar dan minim pengawasan berpotensi berubah jadi bom waktu.
Baca Juga:
Kebangkitan Industri Sawit Dimulai? Gozco Plantations Bukukan Laba Positif
Alih Kelola Sukses, Pertamina Perkuat Blok Rokan Jadi Pilar Energi Indonesia
PTPN IV PalmCo Dukung APRC 2025 di Kebun Toba Sari Sebagai Magnet Sport Tourism
Data dari BPBD Blora menunjukkan bahwa kerentanan permukiman terhadap ledakan sumur tua semakin tinggi.
erutama karena lokasi pengeboran berada di kawasan padat penduduk. Mulyowati menekankan bahwa keterbatasan alat pemadam juga memperparah kondisi.
Secara nasional—atau bahkan global—insiden semacam ini mengingatkan pada pentingnya regulasi terpadu dan pengawasan ketat atas sumur migas tradisional yang beroperasi secara informal.
Sungai Api dan Masa Depan Terancam
Tragedi ini bukan hanya soal jumlah korban; lebih dalam, ini tentang bagaimana keselamatan publik bisa terpinggirkan demi kebutuhan ekonomi semata.
Pihak berwenang perlu merumuskan kebijakan:
1. Evaluasi ulang izin sumur rakyat, dengan pendekatan hukum dan teknis yang tegas.
2. Fasilitasi peralihan warga ke aktivitas ekonomi alternatif, yang lebih aman dan berkelanjutan.
3. Rencana evakuasi dan mitigasi bencana yang memprioritaskan keselamatan warga, bukan sekadar tanggap darurat.
Sumur yang dulu dianggap sakral sebagai sumber rezeki kini menjadi pengingat pahit bahwa tanpa tata kelola selamat, bumi pemberi maka bisa berubah jadi pembawa derita.****