DUNIAENERGI.COM – Bank Indonesia (BI) terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Pasar keuangan global pada saat dinilai masih mengalami ketidakpastian yang tinggi.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan saat konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) III di Jakarta, Jumat (2/8/2024).
“Bank Indonesia terus memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas, baik stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, maupun stabilitas makroekonom.”
Baca Juga:
Susunan Lengkap Pengurus dan Manajemen Danantara Telah Siap, Senin Depan Pukul 12.00 WIB Diumumkan
“Dan bersama mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, terutama di tengah masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global,” kata Perry.
Oleh karena itu, dalam bauran kebijakan Bank Indonesia, Perry mengatakan bahwa kebijakan moneter akan tetap difokuskan untuk menjaga stabilitas (pro-stability).
Sementara kebijakan makroprudential, digitalisasi sistem pembayaran, maupun kebijakan-kebijakan yang lain terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (pro-growth).
Seperti pendalaman pasar maupun ekonomi keuangan inklusif dan hijau.
Baca Juga:
PTPN IV PalmCo Optimalkan Lahan Replanting Sawit, Tahun 2025 Targetkan Tanam Jagung 3.000 Ha
Perusahaan Kelapa Sawit PT KCSM Kuningan Dilarang Lakukan Aktivitas Usaha untuk Sementara Waktu
IPB Gandeng BUMN Perkebunan untuk Bangun Pabrik Minyak Goreng, Sudah Punya 60 Hektare Kebun Sawit
Terkait kebijakan moneter yang pro-stability, Perry menjelaskan bahwa prioritasnya.
Yaitu menjaga stabilitas, terutama dalam melindungi ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global.
“Sehingga fokusnya memitigasi dampak rambatan global, termasuk dampak terhadap nilai tukar, dampak terhadap terjadinya arus keluar portofolio asing, maupun dampak-dampak yang lain,” imbuh dia.
Perry mengatakan bahwa Bank Indonesia memfokuskan rambatan global terkait pada tiga aspek penting.”
Baca Juga:
Kementerian BUMN Tunjuk PT Agrinas untuk Kelola Lahan Sawit Sitaan Duta Palma Seluas 221 Ribu Hektar
Klaim Tanah Negara Sebagai Milik Korporasi, Bos Perkebunan Kelapa Sawit PT SMB Ditetapkan Tersangka
“Yang akan berpengaruh terhadap stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan, termasuk stabilitas nilai tukar.
Ketiga rambatan global yang difokuskan Bank Indonesia salah satunya terkait arah kebijakan moneter Amerika Serikat dibandingkan dengan negara lain atau unsynchronized monetary policy.
Selanjutnya yang kedua terkait dengan tingginya utang luar negeri negara maju, termasuk Amerika.
Dan dampaknya terhadap suku bunga global. Kemudian terakhir, tentunya terkait dengan perkembangan nilai tukar.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Businesstoday.id dan Infoemiten.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Infoseru.com dan Bekasi24jamnews.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.