PANGANNEWS.COM – Ekonomi Indonesia menghadapi berbagai tantangan selama kuartal I tahun ini.
Terjadi aliran keluar modal dari pasar obligasi Indonesia sebesar 1,89 miliar dolar AS.
Karena perubahan ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga The Fed dan ketidakpastian geopolitik global.
Cadangan devisa juga turun hampir 6 miliar dolar AS sejak Desember 2023 sehingga meningkatkan tantangan dalam menstabilkan rupiah.
Baca Juga:
Meningkatnya Permintaan Minyak Kelapa Sawit dari India dan Tiongkok Dorong Kenaikan Harga CPO
Penjelasan Kuasa Hukum Terkait Selebgram Cantik Cut Intan Nabila Belum Gugat Cerai Suami Pelaku KDRT
Ekonom Lembaga Penelitian Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Teuku Riefky di Jakarta, Sabtu (4/5/2024).
“Ke depannya, Indonesia akan menghadapi tantangan untuk mengelola risiko dari pasar global yang tidak stabil.”
Baca artikel lainnya di sini : Starlink Sudah Boleh Beroperasi di Indonesia, Penyedia Jasa Telekomunikasi Asal AS Milik Elon Musk
“Sehingga perlu manajemen kebijakan ekonomi dan moneter yang hati-hati untuk menghadapi tekanan eksternal ini,” ujarnya.
Baca Juga:
Harga TBS Sawit Mitra Swadaya di Riau Tembus Rp3.453,69/Kg, Petani Untung Besar
PT Perkebunan Nusantara IV PalmCo Telah Salurkan Bantuan Pedidikan Debesar Rp3,5 Miliar
Indonesia juga menghadapi tantangan dari sektor perdagangan ekspor dan impor, yaitu terdapat penurunan neraca perdagangan.
Baca artikel lainnya di sini : Pendirinya Terlibat Kasus Korupsi PT Timah Tbk, Inilah Profil Maskapai Penerbangan Sriwijaya Air
Hal ini terlihat dari surplus perdagangan yang merosot sebesar 39,4 persen yoy menjadi 7,34 miliar dolar AS.
Hal tersebut terjadi karena penurunan ekspor lebih signifikan dibandingkan dengan impor.
Baca Juga:
MAPORINA Gelar Webinar Bertema ‘Kelapa dan Kelapa Sawit sebagai Bahan Baku Biofuel Berkelanjutan’
Gabung dengan BRICS, Presiden Prabowo Subianto Sebut Kita Mau Republik Indonesia Berada di Mana-mana
Fokus Selesaikan Keberlanjuran Sawit di Kawasan Hutan, Ini Upaya Menhut Raja Juli Antoni
Sebagai dampak dari perlambatan ekonomi Tiongkok dan harga komoditas yang lebih rendah.
Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi
Perekonomian Indonesia direfleksikan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), tumbuh 5,15 persen year-on-year (yoy) pada triwulan pertama 2024.
“Kondisi perekonomian domestik dipenuhi berbagai peristiwa selama tiga bulan pertama tahun 2024.”
“Penyelenggaraan Pemilu, dibarengi dengan adanya beberapa periode libur panjang.”
“Memiliki potensi untuk mendorong tingkat konsumsi secara umum,” kata ekonom Teuku Riefky di Jakarta, Sabtu (4/5/2014)
Ia menuturkan bahwa perayaan bulan suci Ramadhan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa realisasi investasi jauh melampaui target selama triwulan pertama 2024.
Yakni meningkat sebesar 22,1 persen yoy menjadi Rp401,5 triliun dengan investasi langsung asing (FDI) menyumbang lebih dari setengah dari total investasi.
Menurutnya, hal ini mencerminkan tingkat kepercayaan investor terhadap prospek ekonomi Indonesia saat ini.
“Berdasarkan hal tersebut, kami memproyeksikan PDB tumbuh sebesar 5,15 persen yoy di triwulan I 2024.”
“Dengan kisaran proyeksi 5,12-5,17 persen yoy serta 5,1 persen sepanjang tahun fiskal 2024 dengan kisaran proyeksi 5-5,1 persen,” ucap Riefky.***
Sempatkan juga untuk membaca berbagai berita dan informasi lainnya di media online Adilmakmur.co.id dan Kalimantanraya.com
Sedangkan untuk publikasi press release di media online ini, atau pun serentak di puluhan media lainnya, dapat menghubungi Jasasiaranpers.com.
WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi portal berita Hallo.id di Playstore (android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik.