SAWITPOST.COM – Indonesia akan memaksimalkan komoditas kelapa sawit atau CPO dan turunannya untuk penggunaan di dalam negeri.
Apabila Uni Eropa tidak lagi mau menerima ekspor dari Tanah Air, terkait dengan kebijakan regulasi deforestasi Uni Eropa (EUDR)
EUDR membatasi sejumlah komoditas ekspor asal Tanah Air karena alasan deforestasi yang dilakukan oleh Indonesia.
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyampaikan hal tersebut dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (29/8/2024).
Baca Juga:
Target Pencapaian Swasembada Pangan Maju Jadi Tahun 2027, Ini Penegasan Menko Pangan Zulkifli Hasan
“Kita enggak usah khawatir, karena Pak Prabowo (Presiden terpilih) akan bikin dari B20 (biodisel).”
“Sekarang B35, B35 naik B40, B40 naik B60, selesai. Jadi, terima kasih kalau Barat (Eropa) itu enggak beli nantinya,” kata Zulkifli.
Zulkifli mengatakan Indonesia akan membutuhkan banyak stok kelapa sawit untuk membuat biodiesel dan bahan bakar alternatif lainnya, seperti bioavtur.
“Sebentar lagi kita akan investasi untuk pesawat, avtur. Jadi justru kita sekarang akan perlu banyak dari CPO itu,” ucapnya.
Baca Juga:
Kemenkeu Tarik Utang Rp438,1 Triliun, INDEF: Salurkan untuk Belanja Produktif agar Dukung Ekonomi
Menteri Hukum Supratman Andi Agtas Beri Penjelasan Jakarta Masih Berstatus Sebagai Ibu Kota Negara
Kelapa Sawit Tetap akan Ekspor tapi Diprioritaskan untuk Pasar Dalam Negeri
Staf Ahli Menteri Bidang Perdagangan Internasional Kemendag Bara Krishna Hasibuan mengatakan prospek komoditas kelapa sawit ke depan.
Menurutnya komoditas kelapa sawit ke depan akan diprioritaskan untuk pasar dalam negeri, dibandingkan untuk ekspor.
“Prioritasnya adalah kepada pasar dalam negeri, yaitu untuk pengembangan biodiesel tersebut ya. Tapi kita tetap akan ekspor,” ujar Bara.
Bara menyampaikan, sampai saat ini permintaan kelapa sawit di dunia masih besar apalagi Indonesia adalah produsen CPO terbesar untuk pasar global.
Baca Juga:
Seluas 338 Hektar, Koperasi Aroma Kelola Lahan Perkebunan Sawit Bekas Pertambangan Barubara
Dibandingkan Tahun Sebelumnya, Pertumbuhan Kredit UMKM pada September 2024 Cenderung Melambat
Lebih lanjut, Bara menegaskan bahwa Indonesia tidak akan menghentikan ekspor kelapa sawit.
“Tidak akan dihentikan, tapi mungkin dikurangi. Karena nanti prioritasnya untuk memenuhi stock market,” kata Bara.
Tingkatkan Produktivitas Tanaman Sawit untuk Dukung Program Biodiesel B50
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menekankan pentingnya meningkatkan produktivitas tanaman sawit untuk mendukung program biodiesel B50.
Guna memajukan industri biodiesel dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.
Sudaryono menyatakan peningkatan produktivitas CPO memerlukan pemilihan bibit sawit unggul dan berkualitas, serta penggunaan teknik perawatan dan data sensor yang baik.
Menurutnya, potensi biodiesel B50 di Indonesia sangat besar, mengingat 60 persen CPO yang beredar di pasar global berasal dari Indonesia.
Selain itu, kebutuhan pergeseran energi dari fosil ke energi terbarukan semakin mendesak.
Dalam konteks ini, CPO perlu dikonversi menjadi biodiesel untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih ramah lingkungan.
Dia menuturkan bahwa pemerintah Indonesia telah berhasil menerapkan B35, yaitu 35 persen dari biosolar yang digunakan berasal dari CPO.
Kini, targetnya adalah meningkatkan kandungan biodiesel menjadi B50.***
Sempatkan untuk membaca berbagai berita dan informasi seputar ekonomi dan bisnis lainnya di media Infokumkm.com dan Harianinvestor.com
Jangan lewatkan juga menyimak berita dan informasi terkini mengenai politik, hukum, dan nasional melalui media Aktuil.com dan Adilmakmur.co.id
Sedangkan untuk publikasi press release di media ini atau serentak di puluhan media lainnya, klik Rilisbisnis.com (khusus media ekbis) dan Jasasiaranpers.com (media nasional)
Atau hubungi langsung WhatsApp Center: 085315557788, 087815557788, 08111157788.
Pastikan juga download aplikasi Hallo.id di di Playstore (Android) dan Appstore (iphone), untuk mendapatkan aneka artikel yang menarik. Media Hallo.id dapat diakses melalui Google News.